Kamis, 13 Juni 2013

STRUKTUR ORGANISASI

Rixza LM Blog
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi HMI
Struktur Kekuasaan
Dalam HMI struktur kekuasaan terdiri dari:
·         Kongres, merupakan musyawarah utusan cabang-cabang dan memegang kekuasaan tetinggi organisasi.
·         Konferensi Cabang / Musyawarah Anggota Cabang, merupakan musyawarah utusan Komisariat
·         Rapat Anggota Komisariat merupakan musyawarah anggota biasa kimisariat.
Struktur Kepemimpinan
Struktur kepemimpinan yang telah diatur dalam ART HMI adalah sbb:
·         Pengurus Besar adalah badan / instansi kepemimpinan tertinggi organisasi.
·         Pengurus Cabang merupakan satu kesatuan organisasi yang dibentuk di daerah yang ada Perguruan Tinggi dan atau Lembaga Pendidikan lainnya yang sederajat.
·         Pengurus Komisariat merupakan satu kesatuan organisasi yang dibentuk pada satu atau beberapa Fakultas dalam lingkungan satu Universitas / Perguruan Tinggi.
·         Untuk membantu Pengurus Besar dibentuk Pengurus BADKO dan untuk membantu Pengurus Cabang dibentuk Pengurus KORKOM dan / atau RAYON.
Dewan Konsultasi
Dalam HMI Dewan Konsultasi terdiri dari:
·         Majelis Pekerja Kongres yang dibentuk di tingkat Pengurus Besar
·         Majelis Pekerja Konferensi Cabang yang dibentuk di tingkat Pengurus Cabang
·         Majelis Pekerja Rapat Anggota Komisariat yang dibentuk di tingkat Pengurus Komisariat


Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Tengah-DIY 2004-2006

SEJARAH HMI

Rixza LM Blog
SEJARAH HMI

Pengertian Sejarah Perjuangan HMI

Sejarah:"Pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau umat manusia mengenai apa yang dikerjakan, dikatakan dan difikirkan oleh manusia pada masa lampau untuk menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi masa kini dan masa yang akan datang".

Perjuangan : "suatu kesungguhan disertai usaha yang teratur tertib dan berencana untuk mengubah kondisi buruk menjadi baik".

HMI adalah kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam.

Tujuan Mempelajari sejarah Perjuangan HMI

Untuk meninjau dan meneliti secara sistematis dengan penuh kritis masa yang lalu agar dapat dijadikan cerminan dan pedoman masa kini sehingga dapat ditetapkan arah perjuangan masa mendatang.
Organisasi sebagai alat berjuang dan tempat beramal (QS. Ali Imron:104) Menyeru kepada kebaikan/Islam dan mencegah kemunkaran adalah kewajiban setiap muslim. Maka HMI sebagai organisasi yang bercirikan Islam merupakan alat untuk mengajak kepada kebaikan wajib pula ada.

TINJAUAN HISTORIK

Lafran Pane dan hubungannya dengan HMI
Lafran pane adalah tokoh pendiri utama HMI sehingga HMI tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan Lafran Pane.

Latar Belakang munculnya Pemikiran Berdirinya HMI

Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan. Adapun dampak penjajahan adalah sbb:

  1. Aspek Politik: seluruh rakyat RI menjadi objek jajahan dan kehilangan kedaulatannya.
  2. Aspek pemerintahan: dengan diciptakannya Gubernur jenderal sebagai perwakilan pemerintah belanda dan Jayakarta - Batavia menunjukkan bahwa Indonesia berada di bawah pemerintahan hindia belanda.
  3. Aspek Hukum: pelaksanaan hukum bertentangan dengan kondisi sosiologis: orang-orang Islam diperlakukan diskriminatif dan Belanda selalu diuntungkan
  4. Aspek pendidikan: kebijakan pemerintah belanda menempatkan Islam sebagai saingan.
  5. Aspek Ekonomi: dengan pembentukan VOC (1902) merupakan momentum penguasaan ekonomi Indonesia oleh Belanda dan Gubernur Van Den Bosh memakai Pola Tanam Paksa (cultuurstelsel) untuk komoditi ekspor.
  6. Aspek kebudayaan: munculnya aliran budaya secara bebas dan bersaing.
  7. Aspek keagamaan: Belanda membawa misi agama nasrani

 Berkembangnya faham dan ajaran komunis Berawal dari ISDV (Indische Social Democratische Vereeniging) 1914 yang berhasil mendekati SI sehingga SI terpecah belah. Pada tgl 23 Mei 1920 ISDV berganti nama menjadi PKI dengan Semaun dan Darsono sebagai Presiden dan Wapres. Faham komunis dikembangkan melalui PMY dan SMY yang berhaluan komunis.

Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis, dilihat dari sudut :
Secara akademik Perguruan Tinggi akan mencetak para sarjana, intelektual dan calon pemimpim bangsa, calon dosen, guru, praktisi dll.
Dari segi kelembagaan Perguruan Tinggi merupakan pusat kebudayaan, pembaharuan dan kemajuan
Dari segi kegiatan intra dan ekstra kemahasiswaan: menjadi ajang pembentukan kader di kalangan mahasiswa.

Kebutuhan akan pemahaman, penghayatan keagamaam PMY dalam aktivitasnya tidak memperhatikan kepentingan mahasiswa beragama Islam. Dengan tidak tersalurnya aspirasi keagamaan mayoritas mahasiswa di Yogyakarta merupakan alasan kuat bagi mahasiswa yang beragama untuk mendirikan organisasi mahasiswa sendiri terpisah dari PMY. Gerakan untuk memunculkan sebuah organisasi mahasiswa Islam untuk menampung aspirasi mahasiswa akan kebutuhan pengetahuan, pemahaman, penghayatan keagamaan yang aktual muncul di akhir November 1946 secara organisatoris di awal februari 1947 dengan berdirinya HMI.

Kemajemukan Bangsa indonesia Kemajemukan Indonesia dalam segala aspek-suku, agama, ras, golongan (serta dalam aspek agama, budaya, politik dan tingkat pengetahuan yang juga dimiliki umat Islam)

Munculnya Polarisasi Politik Sebelum HMI berdiri tahun 1947, suasana politik RI mengalami polarisasi politik antara pihak pemerintah dipelopori partai sosialis dan pihak oposisi yang dipelopori Masyumi, PNI dan Persatuan Perjuangan Tan Malaka. Pihak pemerintah menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan kemerdekaan dengan perjuangan diplomasi sedang pihak oposisi menekankan pada perjungan bersenjata. Polarisasi politik ini berpengaruh membawa masyarakat mahasiswa.

Tuntutan Modernisasi dan tantangan Masa Depan Timbulnya gerakan pembaharuan baik di dunia Islam dan di Indonesia, karena tuntutan kepada pembaharuan sebagai kebutuhan untuk menjawab berbagai persoalan yang muncul, disebabkan adanya kemunduran dan keterbelakangan, maupun menghadapi perkembangan baru sebagai akibat dari kemajuan IPTEK. Pembaharuan dalam arti modernisasi merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat dielakkan, karena modernisasi merupakan bagian dari kehidupan manusia.

BERDIRINYA HMI

Deklarasi Berdirinya HMI, arti dan makna 5 Februari 1947
HMI berdiri/dideklarasikan pada hari rabu tanggal 14 Rabiul awal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 1947, di salah satu ruangan kuliah STI dengan tokoh utama pendirinya adalah Lafran Pane (mahasiswa STI tingkat I) bersama mahsiswa STI lainnya.

Di sekitar kelahiran HMI
Tujuan HMI ketika pertama berdiri :
Mempertahankan negara RI dan mempertinggi derajat rakyat indonesia.
Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam

Tujuan HMI saat ini:
Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terbentuknya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

Karakteristik HMI : ( karakteristik :sesuatu yang sejak awal berdirinya sudah melekat)
Berasaskan Islam ,dan bersumber pada Al Qur'an serta As Sunah
Berwawasan keindonesiaan dan kebangsaan
Bertujuan, terbinanya lima kualitas insan cita
Bersifat independen
Berstatus sebagai organisasi mahasiswa
Berfungsi sebagai organisasi kader
Berperan sebagai organisasi perjuangan.
Bertugas sebagai sumber insansi pembangunan bangsa.
Berkedudukan sebagai organisasi modernis.

 Tokoh-tokoh Pemula HMI

Pemrakarsa/pendiri HMI adalah Lafran Pane, Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein, Maisssaroh Hilal, Suwali, Yusdi Ghozali, Mansyur, Siti Zainah, M. Anwar, Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi dan Badron Hadi.
Faktor Penghambat
Dari Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)
Dari Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII)
Dari Pelajar Islam Indonesia (PII)

FASE-FASE PERJUANGAN HMI DAN RELEVANSINYA DENGAN PERJUANGAN BANGSA


A. Fase Konsolidasi Spiritual dan Proses berdirinya HMI (November 1946-4 Februari 1947)

B. Fase Berdiri dan Pengokohan (5 Feb 1947 - 30 Nov 1947)
Dalam rangka mengokohkan eksistensi HMI Maka diadakan berbagai aktivitas untuk popularisasi organisasi dengan mengadakan ceramah-ceramah ilmiah, rekreasi, malam-malam kesenian.Di bidang organisasi didirikan cabang-cabang baru seperti Klaten, Solo dan Yogyakarta.

C. Fase perjuangan bersenjata dan perang kemerdekaan, serta menghadapi penghianatan I PKI (1947-1949)

Untuk menghadapi pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI Ahmad Tirto Sudiro membentuk Corps Mahasiswa (CM), dengan komandan Hartono Wakil Komandan Ahmad Tirto Sudiro, ikut membantu pemerintah menumpas pemberontakan PKI di Madiun, dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung memperkuat aparat pemerintah. Sejak itulah PKI menaruh dendam pada HMI.

D. Fase pembinaan dan pengembangan organisasi (1950-1963)
Sejak tahun 1950 dilaksanakan konsolidasi organisasi sebagai masalah besar dan pada bulan juli 1950 PB HMI dipindahkan dari Yogya ke Jakarta. Diantara usaha-usaha yang dilaksanakan selama 13 tahun yaitu: pembentukan cabang-cabang baru, menerbitkan majalah media, 7 kali kongres, pengesahan atribut HMI sebagai lambang, bendera, muts, Hymne HMI, merumuskan tafsir azas HMI, pembentukan Badko, menetapkan metode training HMI, pembentukan lembaga -lambaga HMI.
Dibidang ekstern: pendayagunaan PPMI, Menghadapi Pemilu I 1955, Penegasan independensi HMI, mendesak pemerintah supaya mengeluarkan UU Perguruan Tinggi, pelaksanaan pendidikan agama sejak dari SR sampai Perguruan Timggi dll.

E. Fase Tantangan

Setelah Masyumi dan GPII berhasil dipaksa bubar, maka PKI menganggap HMI sebagai kekuatan ketiga umat islam. Maka digariskan Plan 4 tahun PKI untuk membubarkan HMI, dimana menurut plan atau rencana itu HMI harus bubar sebelum Gestapu/PKI meletus.
Dendam kesumat PKI terhadap HMI, menempatkan HMI sebagai organisasi yang harus dibubarkan karena dianggap sebagai penghalang bagi tecapainya tujuan PKI. Sementara itu HMI berhasil mengadakan konsolidasi organisasi, dimana HMI tampil sebagai organisasi yang meyakinkan
Tujuan dan target pembubaran HMI adalah untuk memotong kader-kader umat islam yang akan dibina oleh HMI.
Untuk membubarkan HMI dibentuklah panitia aksi pembubaran HMI di Jakarta (GMNI, IPPI, GERMINDO, GMD, MMI, CGMI) dll. Menjawab tantangan tersebut, Generasi Muda Islam yang terbentuk tahun 1964 membentuk panitia solidaritass pembelaan HMI.
Dalih Pengganyangan terhadap HMI berupa fitnah dan hasutan sejak dari yang terbaik sampai yang terkeji, HMI dikatakan anti Pancasila, anti UUD 1945, anti PBR Soekarno dan lain-lain.
Dukungan dan pembelaan terhadap HMI walaupun HMI dituntut dibubarkan oleh PKI,CGMI dan segenap kekuatan dan simpatisannya, namun para pejabat sipil maupun militer para pimpinan organisasi dan mahasiswa serta tokoh islam turut membela dan mempertahankan hak hidup HMI.Berdasarkan kebijaksanaan Panglima Besar Kotrar Presiden Soekarno dengan surat keputusan tanggal 17 September 1965, HMI dinyatakan jalan terus.
Strategi HMI Menghadapi PKI menggunakan PKI (Pengamanan, Konsolidasi, Integrasi)
Anti klimaks Gestapu meletus, ketajaman politik HMI telah mencium bahwa pemberontakan tersebut dilakukan PKI. PB HMI menghadap Pangdam V Jaya Mayor Jendja Umar Wira Hadi Kusumah dan menyatakan :Pemberontakan itu dilakukan oleh PKI, HMI menuntut supaya PKI dibubarkan, Karena pemberontakaitu menyangkut masalah politik ,maka harus diselesaikan secara politik, HMI akan memberikan bantuan apa saja yang diperlukan pemerintah untuk menumpas pemberontakan Gestapu PKI.

F. Fase kebangkitan HMI sebagai pejuang Orde Baru dan pelopor kebangkitan angkatan '66 (1966-1968)

Tanggal 1 Oktober 1965 adalah tugu pemisah antara orde lama dengan orde baru. Apa yang disinyalir PKI, seandainya PKI Gagal dalam pemberontakan HMI akan tampil kedua kalinya menumpas pemberontakan PKI betul-betul terjadi. Wakil ketua PB HMI Mar'ie Muhammad tanggal 25 Oktober 1965 mengambil inisiatif mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
Tritura 10 Januari 1966 : Bubarkan PKI, retool kabinet, turunkan harga. Kemudian Dikeluaarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966.Dan pada tanggal 12 Maret PKI dibubarkan dan dilarang.
Kabinet Ampera teerbentuk. Alumni HMI masuk dalam kabinet, dan HMI diajak hearing dalam pembentukan kabinet.

G. Fase partisipasi HMI dalam pembangunan (1969-sekarang)
Setelah Orde baru mantap dimulailah rencana pambangunan lima tahun oleh pemerintah. HMI sesuai dengan lima aspek telah memberikan sumbangan dan partisipasinya dalam pembangunan : 10 Partisipasi dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan dilaksanakannya pembangunan, 20 partisipasi dalam pemberian konsep-konsep dalam berbagai aspek pemikiran, 30 partisipasi dalam bentuk langsung pembangunan.

H. Fase kebangkitan intelektual dan pergolakan pemikiran (1970-1994)
Pada tahun 1970 Nurcholis Majid menyampaikan ide pembaharuan dengan topik Keharusan Pembaharuan pemikiran dalam islam dan masalah integrasi umat. Sebagai konsekuensinya di HMI timbul pergolakan pemikiran dalam berbagai substansi permasalahan timbul perbedaan pendapat, penafsiran dan interpretasi. Hal ini tercuat dalam bentuk seperti persoalan negara islam, islam kaffah, sampai pada penyesuaian dasar HMI dari Islam menjadi Pancasila.

I. Fase Reformasi (1995-sekarang)
Secara historis sejak tahun 1995 HMI mulai melaksanakan gerakan reformasi dengan menyampaikan pandangan dan kritik kepada pemerintah. Sesuai dengan kebijakan PB HMI, bahwa HMI tidak akan melakukan tindaka-tindakan inkonstitusional dan konfrontatif.Koreksi pertama disampaikan Yahya Zaini Ketum PB HMI ketika menyampaikan sambutan pada pembukaan Kongres XX HMI di Istana Negara Jakarta tanggal 21 Januari 1995. Kemudian pada peringatan HUT RI ke-50 Taufik Hidayat Ketua Umum PB HMI menegaskan dan menjawab kritik-kritik yang memandang HMI terlalu dekat dengan kekuasaan. Bagi HMI kekuasaan bukan wilayah yang haram. Pemikiran berikutnya disampaikan Anas Urbaningrum pada peringatan Dies Natalis HMI ke-51 di Graha Insan Cita Depok tanggal 22 Februari 1998 dengan judul urgensi "reformasi bagi pembangunan bangsa yang bermarbat".

MASA DEPAN HMI, TANTANGAN DAN PELUANG

Kritikan terhadap HMI datang dari dalam maupun dari luar HMI. Kritikan itu sangat positif karena dengan kritikan HMI akan mengetahui kekurangan dan kesalahan yang diperbuatnya sehingga dapat diperbaiki untuk masa yang akan datang.Kritik terhadap HMI berupa : Independensi HMI, Kerja sama dengan militer, Sikap HMI terhadap Komunis,Tuntutan negara islam, adaptasi nasional, Dukungan terhadap rehabilitasi Masyumi,Penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya azas, Adaptasi rasional dan lain-lain. Melalui Kritikan itu Banyak pihak menilai kredibilitas HMI mengalami kemunduran. Untuk memulihkan kredibilitas tersebut, M Yahya Muhaimin Pada kongres XX mengemukakan konsep : Revitalisasi, Reaktualisasi, Refungsionalisai, Restrukturisasi. Anas Urbaningrum memberi terapi dengan: Politik etis HMI, Peningkatan visi HMI,Intelektualisasi, penguasaan basis dan modernisasi organisasi. Untuk mencapai tujuan HMI pelu dipersiapkan suatu kondisi sebagai modal untuk merekayasa masa depan sesuai dengan 5 kualitas insan cita HMI. Tantangan yang dihadapi HMI dan bangsa Indonesia sangat kompleks tetapi justru akan menjadi peluang yang sangat baik untuk memperjuangkan cita-cita nya sehingga menjadi kenyataan.
Dengan mengetahui sejarah masa lampau dapat diketahui kebesaran dan semangat juang HMI. Hal tersebut merupakan tonggak bagi HMI untuk meneruskan perjuangan para pendahulunya pada masa kini dan menuju hari esok yang lebih baik. Mempelajari HMI tidak cukup dengan mengikuti Training formal. Tetapi mempelajari dan menghayati HMI harus dilakukan secara terus menerus tanpa batas kapan dan di manapun. Dengan cara seperti itulah pemahaman dan penghayatan akan nilai-nilai HMI dapat dilakukan secara utuh dan benar.

Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Tengah-DIY 2004-2006

PEDOMAN PENGKADERAN

Rixza LM Blog
Pedoman Perkaderan
Pedoman Perkaderan HMI
Landasan Perkaderan
·         Landasan Teologis.
Dalam menjalankan fungsi kekhalifahan, maka internalisasi sifat Tuhan dalam diri manusia harus menjadi sumber inspirasi. Dalam konteks ini Tauhid menjadi aspek progresif dalam mensikapi persoalan-persoalan mendasar manusia. Karena Tuhan adalah pemelihara kaum yang lemah (Rabbul mustadh'afin); maka meneladani Tuhan juga berarti berpihak pada kaum mustadh'afin. Ini akan mengarahkan pada pemahaman bahwa ketauhidan adalah nilai-nilai yang bersifat transformatif, nilai-nilai yang membebaskan, nilai-nilai yang bersifat revolusioner. Spirit inilah yang harus menjadi paradigma dalam sistem perkaderan HMI.
·         Landasan Ideologis.
Islam sebagai landasan ideologis adalah sistem nilai yang secara sadar dipilih untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan serta masalah-masalah yang terjadi dalam suatu komunitas masyarakat. Islam mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan dan idealisme yang dicita-citakan, di mana demi tujuan dan idealisme tersebut mereka rela berjuang dan berkorban bagi keyakinannya.
·         Landasan Konstitusi.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita historis perjuangan HMI kemasa depan, HMI kemudian memepertegas posisinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi melaksanakan tanggung jawab bersama seluruh rakyat Indonesia mewujudkan cita-cita nasional. Ini dituangkan ke dalam AD/ART HMI.
·         Landasan Historis.
Secara sosiologis dan historis, kelahiran HMI pada 5 Pebruari 1947 tidak terlepas dari permasalahan bangsa yang di dalamnya tercakup ummat Islam sebagai satu kesatuan dinamis dari bagsa Indonesia yang sedang mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamirkannya. Kenyataan ini merupakan motivasi kelahiran HMI yang sekaligus dituangkan dalam rumusan tujuan berdirinya, yaitu: Pertama, mempertahankan Negara RI dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua, menegakkan dan mengembangkan syiar agama Islam.
·         Landasan Sosio-Kultural.
Kultur bangsa Indonesia setelah Agama Islam masuk menjadikan bangsa ini menjadi bercorak Islam. Masuknya Islam berhasil menyatukan kultur Islam dengan kultur Nusantara. Namun pada perkembangannya arus globalisasi memberikan tantangan yang kuat terhadap kultur Islam yang telah membaur dalam kultur bangsa Indonesia, sehingga kecenderungan lunturnya nilai-nilai Islam yang menjadi kultur bangsa ini semakin kuat.

Pola Dasar Perkaderan
Kader yaitu sekelompok orang yang terorganisir secara terus-menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar. Perkaderan yaitu usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan sistematis selaras dengan pedoman perkaderan HMI, sehingga memungkinkan seorang anggota HMI mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang kader Muslim-Intelektual-Profesional, yang memiliki kualitas insan cita. Arah perkaderan adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk atau penuntun yang menggambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan proses pengembangan dan pelaksanaan bentuk-bentuk pembinaan anggota atau perkaderan HMI.

Pembentukan Kader
Latihan Kader terdiri dari Latihan Kader I (Basic Training), Latihan Kader II (Intermediate Training), Latihan Kader III (Advance Training). Pengembangan terdiri dari :
·         Up Grading
·         Pelatihan
·         Aktifitas(aktitifitasorganisasional, aktifitas kelompok, aktifitas perorangan)
Pengabdian
Wujud Profil Kader
Perkaderan di HMI diarahkan dalam rangka membentuk kader HMI: Muslim-Intelektual-Profesional yang dalam aktualisasi perannya berusaha mentransformasikan nilai-nilai ke-Islaman yang memiliki kekuatan pembebasan (liberation force) dan memiliki keberpihakan terhadap kaum tertindas (mustadh'afin). Aspek yang ditekankan dalam usaha pelaksanaan perkaderan ditujukan pada :
Ø  Pembentukan integritas watak dan kepribadian
Ø  Pengembangan kualitas intelektual
Ø  Pengembangan kemampuan professional

Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Tengah-DIY 2004-2006

ATRIBUT HMI

Rixza LM Blog
ATRIBUT HMI
Makna Lambang

Bentuk Huruf Alif 
·         Sebagai huruf hidup Lambang keoptimisan 
·         HMI Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang tauhid
·         Dasar/semangat HMI

Bentuk Perisai 

·         Lambang kepeloporan HMI

Bentuk Pena 

·         Melambangkan bahwa HMI organisasi Mahasiswa yang senantiasa haus akan Ilmu pengetahuan

Bentuk Jantung 

·         Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang fungsi perkaderan HMI
Gambar Bulan 
·         Bintang Lambang kajayaan Umat Islam seluruh Dunia

Warna Hijau 

·         Lambang Keimanan dan Kemakmuran

Warna Hitam 

·         Lambang Ilmu Pengetahuan
·         Keseimbangan warna Hijau dan Hitam 
·         Lambang keimbangan, esensi kepribadian HMI

Warna Putih 

·         Lambang kemurnian dan kesucian perjuangan HMI

Puncak Tiga 

·         Lambang Islam, Iman dan Ikhsan 
·         Lambang Iman, Ilmu dan Amal
Tulisan HMI 
·         Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam


Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Tengah-DIY 2004-2006

MISSION HMI

Rixza LM Blog
MISSION HMI

Implementasi Mission HMI dalam Masyarakat Transisi

HMI adalah organisasi kader (sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan perubahan secara terus-menerus),. Hal ini membawa konsekuensi logis pada setiap gerak organisasi yang senantiasa harus diarahkan pada perbaikan kehidupan manusia. Perubahan bagi HMI merupakan suatu keharusan, demi terwujudnya idealisme ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

Dalam melakukan perjuangan, HMI meyakini bahwa Islam sebagai doktrin yang mengarahkan pada peradaban secara integralistik, transenden, humanis, dan inklusif. Dengan demikian kader-kader HMI harus berani menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat perbedaan keyakinan dan mendorong terciptanya penghargaan Islam sebagai sumber kebenaran yang paling hakiki dan menyerahkan semua demi ridha-Nya.

Untuk menjaga konsistensi dan kontinuitas gerakan, maka perjuangan yang dilakukan setiap kader HMI secara individu maupun secara institusi harus senantiasa berpegang pada independensi organisasi (independensi etis danindependensi organisatoris). Independensi bagi HMI merupakan karakter kepribadian yang implementasinya terwujud didalam bentuk pola pikir, pola sikap dan pola laku setiap kader HMI baik dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan "Mission" HMI dalam kiprah hidup berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Setiap perjuangan HMI harus selalu disesuaikan dengan konteks dan realitas sosial kekinian. Kini masyarakat sedang mengalami situasi transisi demokrasi (budaya, politik, tata pemerintahan). Salah satu ciri masyarakat transisi adalah munculnya banyak aspirasi masyarakat yang menuntut adanya perubahan dan pembaruan sebagai cerminan respons masyarakat terhadap perkembangan dan kemajuan zaman. Aspirasi nasyarakat tersebut merupakan hasil proses sosiologis yang panjang yang melibatkan aktor-aktor perubahan sosial, meminjam istilahnya Daniel Bell dan John Keane aktor-aktor perubahan sosial disebut civil society.

Civil society sekurang-kurangnya memiliki tiga ciri pokok, yaitu; Pertama, adanya kemandirian yang relatif tinggi dari individu-individu, kelompok-kelompok dalam masyarakat, dalam rangka tawar menawar terhadap negara. Kedua, adanya ruang publik yang tersedia sebagai wahana partisipasi politik masyarakat. Ketiga, adanya kemampuan membatasi kekuasaan negara agar tidak menjadi kekuatan yang intervensionis. Dalam perspektif inilah, maka kebangkitan partisipasi masyarakat merupakan indikasi adanya semangat proses demokratisasi di Indonesia.

Dalam merespon kondisi transisi demokrasi, pemerintah melakukan perubahan orientasi dalam menata menejemen pemerintahan. Beberapa perubahan tersebut antara lain, pertama, perubahan orientasi menejemen pemerintahan dari orientasistate driven menjadi menejemen yang berorientasi ke pasar. Selama ini manajemen pemerintahan tidak lebih hanya menuruti kepentingan elit penguasa sedangkan kepentingan masyarakat diabaikan. Kedua, perubahan dari orientasi otoritarian menjadi orientasi demokrasi. Ketiga, perubahan dari orientasi sentralisme menjadi orientasi desentralisasi. Dari ketiga perubahan orientasi tersebut pada dasarnya ada kecenderungan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Pemerintah hanya berfungsi sebagai fasilitator masyarakat. Sehingga ada tiga komponen pokok dalam pelaksanaan pembangunan yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat yang diantara ketiganya harus berjalan secara sinergis.

Perubahan diatas, baru sebatas dalam peraturan perundangan itupun masih banyak kekuarangan, belum menyentuh pada budaya masyarakat. Realitas sosial yang terjadi pada era pemerintahan saat ini menunjukan terjadinya krisis ekonomi yang belum teratasi, meningkatnya kekerasan, simpang-siurnya penegakkan hukum, konflik elit politik yang semakin tak terkendali, dll. Dalam situasi demikian HMI beserta kekuatan kemahasiswaan dan kepemudaan mempunyai tanggungjawab besar untuk mengawal dan mewujudkan agenda reformasi yang sampai hari ini belum terwujud

Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Tengah-DIY
2004-2006

NDP

Rixza LM Blog
NILAI DASAR PERJUANGAN

Dasar-Dasar Kepercayaan

Manusia membutuhkan suatu bentuk kepercayaan, sebab kepercayaan itu akan memebentuk dan melahirkan nilai guna menopang hidup berbudaya. Jadi sikap tanpa kepercayaan adalah ragu yang sempurna dan tidak mungkin dapat terjadi. Selain kepercayan itu merupakan kebutuhan dalam waktu yang sama juga merupakan suatu kebenaran. Dalam kenyataan dimasyarakat dapat kita temui beraneka ragam kepercayaan. Karena bentuk-bentuk kepercayaan berbeda anatara satu dengan yang lain, sudah tentu ada dua kemungkinan; Kesemuanya salah atau salah satu saja yang benar. Diasamping itu masing-masing bentuk kepercayaan mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang bercampur baur. Karena kepercayaan adalah asasi manusia maka kepercayaan itu ada sejak manusia dilahirkan dan begitu seterusnya secara turun temurun, yang pada Perkembanganya kepercayaan diartikan sebagai agama.

Kenapa manusia perlu dan butuh kepercayaan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka terlebih dahul kita harus mengenal Esensi manusia itu sendiri. Komponen manusia itu adalah jasad dan ruh, sedangkan asasi manusia itu butuh rasa aman dan perlindungan. Kita mulai dari jasad: seorang bayi yang digigit semut / nyamuk, dll dia akan menangis karena rasa amannya terganggu sehingga dia butuh perlindungan kepada ibunya, bapaknya atau siapa saja yang bisa melindunginya. Usaha ini disebut "Struggle for Life" perjuangan hidup "Struggle for Existence" perjuangan mempertahankan eksistensi. Makhluk yang dapat menyesuaikan diri itulah yang dapat mempertahankan hidup, itulah yang disebut dengan naluri kesenangan dan keamanan (SS). Kenapa manusia membutukan rumah? Karena rumah bisa melindungi diri dari sengatan matahari, hujan, pencuri, binatang buas, untuk istirahat dan lain yang intinya untuk mencukupi kesenangan dan keselamatan, begitu manusia butuh uang, kerja, pangkat, jabatan, pasangan hidup dan lain - lain. Itulah kebutuhan jasad yang bersifat material maka kebutuhanya bersifat materi. Bagaimana dengan Ruh merupakan komponen manusia yang bersifat Gaib maka kebutuhanya akan keselamatan dan kesenangan juga bersifat Gaib itulah awal mula manusia butuh kepercayaan.

Perkembangan kepercayaan

Perkembangan peradaban manusia dengan pola hidup dan pola pikir yang masih sangat sederhana, maka dalam mengambil keputusan pun masih sangat sederhana pula. Pertama manusia mengamati gejal-gejala yang timbul disekitarnya, gejala alam misalnya banjir melanda manusia, dengan membawa bencana dan korban, maka dengan pola pikir dan perdaban yang masih sangat sederhana, dia menganggap alam marah kepada kita sehingga banjir membawa malapetaka, maka dia mengadakan sesaji sebagai rasa pengabdianya kepada kekuatan alam ini, biar diberi poerlindungan keselamatannya. Orang yang sakit habis lewat dibatu / kayu yang besar misalnya; wah ini kekuatan yang ada di batu / kayu yang besar itu marah, sebagai kompensasinya dia mengadakan sesaji agar kekuatan yang berada di batu atau kayu tidak marah. Itulah perkembangan peradaban manusia melalui kepercayaan, dengan harapan keamanan dan kesenangannya tidak tertanggu.
Dalam masyarakat modern kita hadapi suasana yang lain sama sekali. Dalam kehidupan modernlah timbul pertanyaan: perlukah manusia beragama? barangkali jawabanya beraneka ragam. Bagi masyarakat modern, barangkali tidak perlu, apa yang diharapkan dari agama selama ini, dalam dunia modern sudah dapat dipenuhi oleh ilmu dan teknoogi, Untuk apa lagi agama?

Dulu kalau ingin kaya orang bermohon kepada Tuhan. Sekarang orang bermohon dengan ilmu ekonomi, maka melalui perdagangan pertanian dan peridustrian permohonan itu akan terpenuhi. dulu kalau orang sakit bermohon kepada Tuhan. Sekarang orang bermohon kepada dokter. Bermohon kepada Tuhan, hanya memberi orang kesabaran menyongsong maut. Kalau hujan turun terus menerus orang dulu memohon kepada Tuhan, agar banjir besar tidak melanda mereka, namun banjir tetap datang dengan menghancurkan rumah dan harta benda mereka. Tapi dengan adanya ilmu dan teknologi, maka semua itu dapat diatasinya. Itulah yang menimbulkan orang modern menjadi ragu terhadap agama. Apabila kalau diperhatikan perbedaan yang mencolok antara orang-orang yang tidak beragama di kota besar. Ada orang yang taat beragama tetapi kehidupanya susah, miskin. Tetapi orang yang mengabaikan agama tapi khidupanya makmur, dia masih terpandang dan masih banyak lagi keunggulan-keunggulan lainya.

Ada orang yang seseorang yang taat beragama tetapi dia sakit asma tapi taatnya walaupun hujan gerimis ditengah malam dia tetap mengambil air wudlu, untuk sholat malam, dengan penuh pengabdian dilakukanya, apa yang terjadi sembahyang malam belum selesai dia sudah meninggal atau mati, karena serangan asma yang sangat dasyat, dimana nilai pengabdianya itu? Dan masih banyak contoh-contoh yang sesuai dengan itu yang tidak akan diungkap disini. Mari kita ikuti pernyataan seorang Novelis Inggris "AN WILSON" dalam bukunya yang berjudul "Againt Religion" (melawan Agama) sbb:

Dalam Al-Kitab (Bibel) dikatakan bahwa cinta adalah kejahatan. Mungkin lebih benar lagi dikatakan bahwa uha akar segala kejahatan, agama adalah tragedi umat manusia. Ia mengajak kepada yang paling luhur, paling murni, paling tinggi dalam jiwa manusianamun hampir tidak ada sebuah agama yang tidak ikut pada berbagai peperangan tirani dan penindasan kebenaran. Mark menggambarkan agama sebagai candu masyarakat atau rakyat. Tetapi agama lebih bahaya dari pada opium. Agama tidak membuat orang tertidur. Agama mendorong orang menganiaya sesamanya, untuk mengagungkan perasaan dan pendapatnya sendiri atas perasaan dan pendapat orang lain.

Tampaknya penyataan Wilson itu benar. Mari kita buktikan kenyataan di masyarakat: Di Inggris dicabik-cabik oleh agama ia tidak setuju dengan keputusan Ayatullah Khumaini (almarkhum) menghukum mati Salman rusdie. Sepontan observatore Romano termasuk salah satu jurnal yang menyatakan solidaritas kepada Khumaini. Padahal Paus sendiri mengajarkan toleransi, termuat pesanya pada hari perdamaian dunia, pada tanggal 3 februari 1991, pada waktu itu paus mengatakan: adalah esensial bahwa menyatakan kenyakinan keagamaan masing-masing didepan umum dan dalam semua bidang kehidupan kewargaan tetap terpelihara, kalau umat manusia memang harus hidup dalam kedamaian. Selanjutnya mengatakan; ancaman gawat dari perdamaian itu adalah datang dari sikap tidak toleran yang menyatakan diri dalam menolak kebebasan nurani kepada orang lain. Tetapi kenyataanya Paus menghalangi orang yang tidak bersalah dan banyak dicintai masyarakat menjadi Uskup agung Cologne, hanya karena uskup itu berani mengatakan bahwa persoalan moral yang menyangkut pembatasan kelahiran (KB)

Dibanyak Univeritas Katolik di Eropa, banyak guru besar terkemuka seperti Hans Kung. Tidak diberi hak mengajar karena dia berani mempertanyakan hal Paus yang tak bisa salah (infalible) atau karena mereka menyuarakan pendekatan ilmiah dan terbuka terhadap penelitian-penelitian Bibel. Seluruh Jerman, Belanda, spanyol, Inggris, Prancis dan Amerika, orang-orang Katolik harus membaca seruan bapak suci kepada toleransi agama, tetapi dia (paus) tidak menerapkan toleransi pada dirinya sendiri dan dimana keadilan seorang penganjur agama?

Bagi Wilson pernyataan Paus pada hari perdamaian dunia menggambarkan dilema seorang agamawan yang baik hati, apakah dia itu Katolik, Kristen, Hindu, Muslim, Protestan, Budis atau yang lainya. Wilson pernah mendengar Uskup ortodoks Yunani dalam salah satu khutbahnya bahwa agamawan yang baik adalah orang yang punya cukup iman untuk dapat menganiaya orang lain karena kekeliruan keagamaan. Jadi seseorang agamawan yang baik acap kali mencela sikap sempit pikiran dan tidak pernah toleran kepada orang lain yang ingin menganiayanya, namun mereka sendiri mempertahankan hak untuk memaksa dan meyerang kepada orang yang dianggap menyimpang. Bahkan adakalanya mereka menganggap membunuh orang yang menyimpang itu sebagai kewajiban. Lebih lanjut Wilson mengatakan dalam lingkungan penganut agama-agama, selalu ada potensi negatif dan perusakan yang amat berbahaya. Sinyalemen itu biasa dianggap oleh para penganut agama, sambil mengatakan keonaran senantiasa muncul dalam penganut agama, namun agama tidak bisa disalahkan. Yang salah para penganutnya, karena tidak memahami sama sekaligus memperaktekan agama secara benar. (Peserta diajak dialog). Bagi orang yang kritis akan membalik argumen itu dengan mengatakan: kalau agama itu memang benar, namun tidak mempu mempengaruhi para pemeluknya, lalu bagaimana membuktikan kebenarn agam itu?

Dan apa gunanya agama yang benar namun tidak dapat mempengaruhi karakter pemeluknya? .... Maka benarlah kata Wilson bahwa: agama mengajak kepada kebaikan dan semakin orang yakin kepada agamanya adalah semakin baik. Tapi justru orang semakin baik itu semakin kuat memebnarkan dirinya untuk tidak toleran kepada orang lain, bahkan merasa berhak mengejar - mengejar orang yang tidak sepahamnya denganya. Jadi bisa disimpulkan bahwa agama merupakan salah satu sumber kebenaran.

Mari kita teliti timbulnya gejolak, di seantero dunia: yang selalu timbul konflik-konflik dan peperangan, dengan warna keagmaan meskipun agama bukan satu-satunya faktor, namun jelas sekali bahwa pertimbangan keagamaan dalam konflik-konflik itu dan dalam eskalasinya sangat banyak memainkan peran. Kita mulai dari Irlandia, pertentangan yang tidak berkesudahan antar kaum Kaltolaik dan protestan. Di Bosnia Herjegovina, anatara Islam, Kristen dan Komunis. Di Palestina dan Israel, terjadi perang yang tidak berkesudahan antara Islam dan Yahudi. Iran dan Irak, antara Islam yang Syi'ah dan Islam yang Sunni. Di India terjadi saling Bunuh antara Islam yang minorotas dan Hindu yang mayoritas, saking fanatiknya sampai Masjid diruntuhkan. Di Sudan ada konflik anatara Islam yang Arab dengan Kristen yang Negro. Belum lagi konflik-konflik karena rasialisme dan faham aparthied yang mengundang berbagai tokoh keagamaan (Keisten). Negara Timur tengah yang lain juga diramaikan dengan konflik dengan warna-warna keagamaan. di Sri Langka konflik keagamaan antara Islam dan Budha dan begitu juga di Burma atau Thailand, di Philipina perang yang berkepanjangan antara Islam yang mioritas dengan Katolik yang mayoritas, dan masih banyak lagi darah yang tertumpah sis-sia diberbagai belahan bumi ini. Banyak yatim piatu dan janda karena ditinggal mati berperang membela agama? atau membela harga diri? konflik macam itu akan terus berlanjut karena masing-masing akan mengaku yang paling benar, paling murni, paling berhak hidup dan paling segala-galanya. Si Budha mengaku dia yang akan masuk surga, sedangkan agama lain akan masuk neraka. Kalau begini caranya berlarut-larut dan berkepanjangan, lalu siapa yang paling benar?

Mencari Agama Yang Benar

Agama di dunia ini bukan hanya satu. Yang satu berbeda dari pada yang lain, masing-masing agama mendakwahkan dirinya saja yang paling benar sedangkan agama yang lain tidak benar. Sikap begini adalah logis. Apabila yang sangsi terhadap agamanya, hal itu ia sedang bergerak meninggalkanya. Selama ia percaya akan agama yang dianutnya, selama itu pula ia percaya, bahwa agama-agama lain itu tidak benar. Sebab kebenaran itu adalah satu. Ketika ada putusan yang berlawanan tentang hal yang sama, kaidah penuturan (logika) menuturkan bahwa hanya salah satu dari kedua itu yang benar. Ada agama yang nenpercayai Tuhan itu Esa, adapula percaya lebih dari yang Esa. Tidak mungkin kedua agam ini benar semua. Hanya satu saja yang benar.

Untuk memahami hukum pertentangan yang diajarkan oleh logika itu, kita ambil misal yang sederhana. Ada dua pemberitaan tentang diri tuan. Yang pertama mengatakan tuan ada di kantor, yang kedua mengatakan tuan berada di pasar pada waktu dan jam yang sama. Mungkin dua putusan yang berlawanan tentang hal yang sama itu benar? Tidak mungkin bukan? Kalau tuan pada jam dan waktu yang sama, tidak mungkin tuan berada di pasar dan Sebalikya.

Diantara puluhan, bahkan ratusan agama yang bertebaran di permukaan bumi ini, yang satu berbeda dengan yang lain, yang satu berlawanan dengan kepercayaanya, hubungan dengan yang kudus, doktrin dan sikap hidup, dengan yang lain, norma logika menentukan hanya satu dari jumlah itu yang benar .

Tiap agama mengandung doktrin suruhan dan larangan. Menyuruh penganutnya untuk berbuat baik dan melarangnya untuk berbuat jelek, namun apa yang baik dan yang buruk itu berbeda antara satu agama dengan agama yang lain. Sedangkan nilai itu bukan fakta, yang melakukan penilaian adalah kalbu. Karena penghayatan manusia berbeda-beda akan dipakai untuk menimbang baik dan buruk tu tidak sama, suah barang tentu terjadi perbedaan nilai tentang hal yang sama. Apa yang baik perasan seeorang, mungkin buruk bagi orang lain dan sebaliknya. Apa yang baik bagi kalbu yang berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mungkin saja buruk bagi yang berkeyakinan Ketuhanan yang maha tiga. Kesimpulanya memang setiap agama menyuruh kepada kebaikan, melarang dari pada yang buruk, tetapi tiap agama berbeda dalam penilaianya tentang yang baik dan yang buruk.

Dalam pembahasan diatas dapat kita membetulkan ungkapan yang sering kita dengar tentang agama, bahwa setiap agama itu sama benar. Yang benar adalah setiap agama sama-sama baik, tetapi tidak sama-sama benar. Hanya satu agama yang benar. Lalu yang mana yang benar? tentu pertanyaan itu tidak mungkn diajukan pada agama itu sendiri. Karena yang beragama adalah manusia, dan perbedaan manusia dengan makhluk lain adalah akalnya, seharusnya petanyaan itu diajukan pada akal manusia. Jawaban akal terhadap hal-hal yang sebenarnya dituntut oleh norma-norma logika. Maka dalam menjawab, yang mana agama yang benar? kita pakai logika sebagai pendasaran jawaban.

Ciri ketiga, agama adalah doktrin yang mengajarkan tentang siapa, bagaimana, dan bberapa jumlah yang kudus itu, tata hubungan dengan Dia dan sikap hidup. Doktrin yang benar adalah doktrin yang diturunkan sendiri oleh yang kudus itu. Doktrin yang dibentuk oleh akal (pmikiran, penghayatan, pengamalan dan cita-cita) adalah brsifat filsafat. Sedangkan filsafat itu adalah nisbi yang hanya memberikan tafsiran-tafsiran, tetap tidak memberikan kebenarn-kebenaran yang pasti. Doktrin agama mengajarkan tentang hal-hal yang gaib, terutama yang hakiki. Filsafat tidk mampu memberikan pengetahuan yang pasti tentang hal yang gaib itu. Dengan demikian dapat disimpulkan doktrin yang benar adalah doktrin yang diturunkan oleh yang kudus itu sendiri.

Kelompok doktrin agama itu disebut kitab suci. Semua agama selain agama yang bersahaja memiliki kitab suci. Bagaimana memastikan apakah kitab suci merupakan himpunan wahyu ataukah hasil dari filsafat? Wahyu yang berasal dari yang kudus bersifat mutlak, tentu pula mutlak ajaran-ajaranya mengandung kebenaran mutlak, mengatasi ruang dab waktu, dia benar dahulu, benar sekarang dan akan datang. Ini benar untuk semua tempat.

Agama itu adalah untuk manusia, karena itu kebenaran ajarannya dapat diajukan oleh akal manusia, dan ajaran itu sesuai dengan kemanusiaan. Ajaran langit ditujukan bukan kepada manusia sebagai generasi yang berubah dan berbeda-beda, tetapi kepada manusia sebgai umat yang mengandung sifat-sifat asli kemanusiaan.

Kebenaran itu nisbi dari waktu ke waktu, dari ruang ke ruang. Apa yan benar bagi suatu tempat mungkin tidak benar bagi tempat yang lain. Apa yang dahulu dianggap benar sekarang dapat dinafi'kan. Konsep utama, yang diajarkan oleh kitab suci ialah tentang yang kudus, siapa dia, berapa jumlahnya, bagaiamana atribut-atribut atau sifat-sifatny. Bila kita kaji sejarah agama dalam perjalanan sejarahj umat manusia, ternyata konsep itu tumbuh dan berkembang, perubahan dari tingkat ke tingkat berikutnya, menuju ke kesempurnan.

Pertama yang terpercaya yang kudus adalah tenaga sakti (super natural power) , yang diistilahkan dengan antropologi dengan "mana" , mana itu di hasrati, karena ia dapat membantu manusia. Tetapi juga ditakuti, karena ia dapat juga memberikan mudarat. Perkembangan lebih lanjut sampai pada politheisme, dilanjutkan dengan proses pemilihan satu dewa dari jumlah dewa yang banyak, inilah yang disebut dengan serba dewa atau "henoteisme" .
  
Dalam serba banyak dewa terjadi proses pilihan, sehingga yang dipja itu satu atau sebagaian kecil dewa saja. Dalam politeisme Hindu, Mesir dan Arab Jahiliyah, plihan itu jatuh pada tiga dewa. Hindu: Brahmana (pencipta), Wisnu (pemelihara), Siwa (perusak). Mesir Kuno: Isiris, Isis, Horus. Arab Jahiliyah: Al-Lata, Al-Uzza, Al-Manata Dalam penghayatan selanjutnya agama Hindu, ketiga itu dipandang sebagai yang satu, tiga muka dari yang satu atau tiga yang satu "Trimurti" , dan trinitas dalam agama Nasrani. Dari proses itu selanjutnya proses kepercayaan yang satu atau yang tunggal (monoteisme):

1.   Monoteisme praktis: tidak mengingkari dewa-dewa lain, tetapi hanya satu saja yang diperintahkan atau yang disembah.
2.  Monoteisme Spekulatif: bermacam-macam dewa lebur menjadi satu gambaran dewa, yang ahkirnya dianggap sebagai satu-satunya dewa. Karakter pribadinya kurang jelas, karena perbedaan kurang tajam.
3.    Monoteisme Teoritis: dalam teori Tuhan itu Esa, tapi praktek yang terpercaya lebih dari satu.
Monoteisme murni atau yang mutlak sebagai yang paling abstrak (karena tidak mungkin diarcakan), adalah konsep yang sempurna atau yang tak mungkin di hasilkan oleh akal. Konsep itu hanya di ajarkan oleh wahyu, dan diturunkan oleh Tuhan yang maha Esa itu sendiri, konsep inilah yang menjadi konsep agama langit.

Bagaimana sifat Tuhan yang maha Esa itu?
Kalau sifat-sifat tuhan yang dalam politeisme terpercaya sebagai sifat manusia juga, tapi ditambahi oleh keistimewaan atau kelebihan-kelebihan atau keluarbiasaanya, dia beristri, beranak, mencintai, dendam, makan, minum, bertempat dan berpergian.Tapi sifat Tuhan agama langit itu tidak senisbi itu, sifat Tuhan itu mutlak, demikian mutlaknyasehingga tidak bisa diperbandingkan dengan sifat manusia. Sifat Tuhan hanya pada Tuhan itu sendiri. Unik, tidak ada duanya, itulah yang disebut dengan yang Esa. Esa dalam jumlah, Esa dalam sifat dan Esa dalam perbuatan.

Telah kita ketahui konsep agama langit berasal dari wahyu, sedangkan kelompoknya disebut kitab suci, maka berikut akan kami cuplikan beberapa penelitian kitab suci:

Kitab suci agama Yahudi adalah Tauraut, Kitab suci agam Nasrani adalah Injil, yang kedua adalah Bibel. Telah dibuktikan oleh ilmu sejarah bahwa kedua kitab suci terebut telah menglami perubahan. Penemuan arkeologi, yakni berupa lembaran-lembaran suci di lembah Qumra yang terkenal dengan sebutan "The Dead Sea scrol" menambah bukti penemuan itu. Tata berpikir dan merasa orang Yahudi hanya teruntuk bangsa Yahudi tidak bagi umat manusia. Demikian pula tata nilai yahudi tidak berlaku bagi yang bukan Yhudi. Konsep agama Nasrani bukan monoteisme murni, elainkan monoteisme nisbi. Tuhan itu memang satu tetapi trdiri ari tiga oknum, yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Roh Kudus. Manusia yang sempurna yang dituju oleh kedua agama itu bersifat nisbi, kedua agama itu banyak tidak rasionalnya dari pada rasionalnya. Ajaran kedua agama berlawanan dengan ilmu, karena itu bersifat rasional. Putusan Konseli (konferensi agama) dalam pandangan Nasrani dipandang sama dengan kitab suci. Dalam hal ini berarti keputusan akal setingkat dengan wahyu. Pimpinan agama dalam Katolik, yang tentu harus dipandang sebagai teladan manusia sempurna, tidak menyatkan manusia sepenuhnya, karena itu ia tidak kawin. Hal yang gaib yang diajarkan oleh Nasrani tidak memuaskan pikran sehat. Adapun dalam agam Hindu, Budha sudah runtuh pada pernyataan proses evolusi berpikir sampai monoteisme jadi tidak perlu dibahas lagi.

Bagaimana dengan agama Islam?

Jelas Islam kelahirannya dipastikan, karena Islam diturunkan 17 Ramadlan tahun kesepuluh dari tahun gajah bertepatan dengan 6 agustus 610 M, selesai diturunkan 23 tahun sesudah itu. Agam, Islam dtunkan lewat utusan Nabi Muhammad SAW. Agama Islam memiliki kitab suci yatu AL-Qur'an, bahasa kitab ini bertahan sampai sekarang, tetap dalam bahsa Asli, bahasa yang dipakai untuk menurunkan wahyu-wahyu Tuhan. Jumlah kata dalam Alqur'an semenjak di permaklumkan oleh Rasulullah sampai sekarang bertahan tetap, yakni 74.439 kata. Sistem yang ketat dalam penyalinan diatur seketat mungkin, untuk menghindati kepalsuan. Jadi kalau ada tambahan satu kata akan ketahuan karena banyak yang hafal ayat Alqur'an dan tambahan atau pengurangan dihukumi palsu, dan harus dimusnahkan. Alquran telah diuji kebenarannya oleh ilmu sejarah. Wallahu 'alam bi al-shawab

Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Tengah-DIY
2004-2006

Rabu, 12 Juni 2013

KONSTITUSI HMI

Rixza LM Blog
KONSTITUSI HMI
Pengertian
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi dasar dan sumber semua peraturan perundangan yang dibawahnya dalam suatu organisasi/negara.
Konstitusi : Aturan pokok - Hukum pokok Qur’an & Hadist Islam Pancasila & UUD 1945 Indonesia
AD/ART & Organisasi .
Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan piagam (sebagai dasar pijakan) :
1.      Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang berlaku dalam suatu organisasi/negara.
2.      Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas-azasnya saja.
3.      Sifatnya
o   Universal
o   Fleksibel
o   Luwes

PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan) Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran
  1. Monotheisme Konsep tauhid terdapat dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan akhir pasal 47
  2.  Persatuan dan kesatuan Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37
  3.  Persamaan dan keadilanTerdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40
  4. Kebebasan beragamaTerdapat pada pasal 25
  5. Bela negaraTersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44
  6. Pelestarian adat yang baik Terdapat dalam pasal 2 – 10. Adat yang dipertahankan seperti gotongroyong, pembayaran diat dan tebusan tawanan.
Ruang Lingkup Konstitusi HMI
Mukadimmah
Alinea 1 :
1. Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19)
2. Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172)
3. Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30)
4. Pengabdian diri (Az-Zariat 56)
Alinea 2 : Azas keseimbangan (Al-Qashash 77) Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal
Alinea 3 :
1. Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT (At- Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25)
2. Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam) (Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11)
3. Adil makmur
Alinea 4 :
1. Fungsi generasi muda Islam
2. Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56)

Makna HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam
HMI adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang (mengaku) beragama Islam dimana secara individu dan organisatoris memiliki ciri-ciri keislaman, dan menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi dan sumber aspirasi di dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.

Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI merupakan konstitusi HMI,nisinya memuat aturan-aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental. Secara khusus masalah-masalah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut diurai dalam beberapa naskah, yaitu penjelasan dan pedoman-pedoman organisasi lainnya. Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan implikasinya adalah masalah tentang keanggotaan, dan struktur
organisasi. Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.      Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruantinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti Maperca
2.      Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan atauanggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I
3.      Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI yang telahditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.
Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di HMI dengan status sebagai anggota harus mengajukan permohonan secara menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti dan menjalankan AD/ART serta pedoman HMI lainnya kepada pengurus cabang setempat. Apabila yang bersangkutan memenuhi syarat dan telah mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai anggota muda HMI, kemudian jika anggota muda
tersebut telah megikuti dan lulus Latihan Kader I akan dinyatakan sebagai anggota biasa HMI. Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan akan berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S0, 7 (tujuh) tahun untuk program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program pasca sarjana. Perhitungan tahun antar program bukan dibuat akumulasi. Selain habis masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat berakhir jika anggota yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, dan diberhentikan atau dipecat. Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan dapat diperpanjang apabila yang bersangkutan masih menduduki kepengurusan di HMI, dan akan diperpanjang sampai masa kepengurusannya berakhir. Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara (gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti Latihan Kader I. Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otomatis punya hak bicara, mengikuti latihan dalam organisasi sesuai dengan peruntukannya, dan mempunyai hak untuk dipilih sebagai fungsionaris pengurus HMI sesuai dengan peruntukannya. Anggota kehormatan dapat
mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau tertulis. Anggota HMI berkewajiban untuk menjaga nama baik organisasi, berpartisipasi dalam seluruh kegiatan HMI. Khusus untuk
anggota muda dan anggota biasa, juga harus membayar uang pangkal dan iuran organisasi. Anggota HMI dapat dipecat karena dua hal :
1.      Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh HMI
2.      Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi Yang bisa mencabut status keanggotaan HMI adalah Pengurus HMI Cabang dan Pengurus Besar HMI, dengan prosedur yang telah diatur secara khusus.

STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur
Kekuasaan, dan (2) Struktur Pimpinan.
Ø  Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari :
1. Kongres
2. Konferensi/Musyawarah Cabang
3. Rapat Anggota Komisariat
Ø  Struktur pimpinan secara hirarki terdiri dari :
1. Pengurus Besar HMI
2. Pengurus HMI Cabang
3. Pengurus HMI Komisariat

PEDOMAN-PEDOMAN DASAR ORGANISASI
Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang system perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI. Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan HMI adalah :
1. Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2. Aspek Perkaderan
-          Pembentukan integritas watak dan kepribadian
-          Pengembangan kualitas intelektual
-          Pengembangan kemampuan professional
3. Landasan Perkaderan
-          Landasan teologis
-          Landasan ideologis
-          Landasan konstitusi
-          Landasan historis
-          Landasan sosio-kultural
4. Pola Dasar Perkaderan
Rekrutmen:
-          Pembentukan Kader
-          Training Formal
Pengembangan :
-          Up-Grading
-           Pelatihan
-          Aktivitas
-          Pengabdian

Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan
keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII HMI di Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI berada. KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas insane cita”. KOHATI merupakan organisasi yang bersifat semi otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang keperempuanan, dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi perempuan. KOHATI
berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilainilai keislaman dan keindonesiaan. Yang dapat menjadi anggota KOHATI adalah HMI-Wati yang telah lulus Latihan Kader I HMI.

PEDOMAN LEMBAGA KEKARYAAN
Sejarah Lembaga Kekaryaan HMI
Terbentuknya lembaga kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada kongres ke tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan diputusakannya mendirikan beberapa lembaga khusus (sekarang lembaga
kekaryaan) dengan pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan kuota yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktifitas lembaga kekaryaan yang bersangkutan diantaranya :
·         Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya
·         Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di Bandung
·         Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar
·         Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di Yogyakarta Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga kekaryaan pun semakin menarik sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya lembaga kekaryaan ditunjukkan dari :
-          Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga kekaryaan, struktur organisasi dan wewenang lembaga kekaryaan.
-          Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonom penuh terhadap organisasi induk HMI Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Teknik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya dengan latar belakang di atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan Kongres dengan memberikan status otonom penuh kepada lembaga kekaryaan dengan memberikan hak yang lebih kepada lembaga kekaryaan tersebut, antara lain :
a.      Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai rayon
b.      Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri
c.       Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan lembaga Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan lembaga, namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan justru menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat tersebut lembaga kekaryaan sudah cenderung mengarah kepada perkembangan untuk melepaskan diri dari organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di Malang tahun 1969 antara lain melalui papernya mempertanyakan :
a.         Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b.         Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan adalah bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb. Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga kekaryaan perlahan-lahan mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978. Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya kembali, lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di Ujung Pandang. Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI karena gencarnya isu profesionalisme. Melalui kongres XVI di Padang tahun 1986 pendayagunaan LK kembali dicanangkan.

LEMBAGA KEKARYAAN
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI (diluar KOHATI, LPL) yang bertugas melaksanakan kewajibankewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang garapan)
masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapa dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi :
1.      Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni dasar keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan Allah adalah merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan.
2.      Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3.      Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4.       Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga memiliki fungsi pelopor yang militan.
5.      Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
6.      Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotic mengutamakan kepentingan bersama bangsa di atas kepentingan pribadi.
7.      Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya.
8.      Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h. Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI)
i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu musyawarah tersendiri. Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI yang telah diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.

Maksud dan Fungsi Lembaga Kekaryaan Adanya lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam alat pencapai tujuan HMI, sehingga dalam proses dapat terbentuk arah yang jelas, agar pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan Lembaga Kekaryaan benar dapat terkoordinasikan.
Adapun fungsi dari lembaga kekaryaan adalah :
a.      Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalsme anggota, sesuai dengan bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan lembaga kekeryaan bertanggung jawab kepada pengurus HMI setempat, (Pasal 60 ayat d ART HMI)
b.       Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk meningkatkan keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan latihan kerja praktis serta darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b ART HMI)

Pedoman Atribut HMI
Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambing dan berbagai macam penerapannya. Lagu yang dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu yang diciptakan oleh RM Akbar sebagai berikut :

HYMNE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bersyukur dan Ikhlas
Himpunan Mahasiswa Islam
Yakin Usaha Sampai
Untuk kemajuan
Hidayah dan taufiq
Bahagia HMI
Berdoa dan Ikrar
Menjunjung tinggi syiar Islam
Turut Qur’an dan hadist
Jalan keselamatan
Ya Allah berkati
Bahagia HMI

LAMBANG HMI ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1.      Bentuk huruf alif :
Sebagai: huruf hidup, lambang optimis kehidupan HMI
Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang, dasar/semangat HMI
2.      Bentuk perisai :
Lambang kepeloporan HMI
3.      Bentuk jantung :
Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang proses perkaderan HMI
4.      Bentuk pena :
Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan
5.      Gambar bulan bintang : Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia
6.      Warna hijau : Lambang keimanan dan kemakmuran
7.      Warna hitam : Lambang ilmu pengetahuan
8.      Keseimbangan warna hijau dan hitam : Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI
9.      Warna putih : Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI
10.  Puncak tiga :
-          Lambang Iman,
-          Islam dan Ikhsan
-          Lambang Iman, Ilmu dan Amal
11.  Tulisan HMI :
Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam
Pengunaan lambang HMI dapat diterapkan pada :
a.      Lencana/Badge HMI
b.      Bendera
c.        Stempel
d.      Kartu Anggota
e.      Papan Nama HMI
f.        Gordon/Selempang HMI
g.      Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari lambing dan penggunaannya Aturan penggunaan dan lainnya diatur dengan rinci.
Atribut lain yang digunakan dalam HMI adalah :
a.      Muts/Peci HMI
b.      Baret HMI
Segala sesuatu yang berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan khusus.

Hubungan Konstitusi dan Pedoman lainnya
Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan secara khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi sebagai penjelasan teknis hal-hal yang dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Secara hirarki hukum konstitusi merupakan aturan tertinggi.


Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info