MISSION HMI
Implementasi Mission HMI dalam Masyarakat Transisi
HMI adalah organisasi
kader (sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan perubahan
secara terus-menerus),. Hal ini membawa konsekuensi logis pada setiap gerak
organisasi yang senantiasa harus diarahkan pada perbaikan kehidupan manusia.
Perubahan bagi HMI merupakan suatu keharusan, demi terwujudnya idealisme
ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.
Dalam melakukan perjuangan, HMI
meyakini bahwa Islam sebagai doktrin yang mengarahkan pada peradaban secara
integralistik, transenden, humanis, dan inklusif. Dengan demikian kader-kader
HMI harus berani menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta
prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat perbedaan keyakinan dan mendorong
terciptanya penghargaan Islam sebagai sumber kebenaran yang paling hakiki dan
menyerahkan semua demi ridha-Nya.
Untuk menjaga konsistensi dan
kontinuitas gerakan, maka perjuangan yang dilakukan setiap kader HMI secara
individu maupun secara institusi harus senantiasa berpegang pada independensi
organisasi (independensi etis danindependensi
organisatoris). Independensi bagi HMI merupakan karakter kepribadian
yang implementasinya terwujud didalam bentuk pola pikir, pola sikap dan pola
laku setiap kader HMI baik dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun
dalam melaksanakan "Mission" HMI dalam kiprah
hidup berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Setiap perjuangan HMI harus selalu
disesuaikan dengan konteks dan realitas sosial kekinian. Kini masyarakat sedang
mengalami situasi transisi demokrasi (budaya, politik, tata
pemerintahan). Salah satu ciri masyarakat transisi adalah munculnya banyak
aspirasi masyarakat yang menuntut adanya perubahan dan pembaruan sebagai
cerminan respons masyarakat terhadap perkembangan dan kemajuan zaman. Aspirasi
nasyarakat tersebut merupakan hasil proses sosiologis yang panjang yang
melibatkan aktor-aktor perubahan sosial, meminjam istilahnya Daniel Bell dan
John Keane aktor-aktor perubahan sosial disebut civil society.
Civil society sekurang-kurangnya
memiliki tiga ciri pokok, yaitu; Pertama, adanya kemandirian
yang relatif tinggi dari individu-individu, kelompok-kelompok dalam masyarakat,
dalam rangka tawar menawar terhadap negara. Kedua, adanya
ruang publik yang tersedia sebagai wahana partisipasi politik masyarakat. Ketiga, adanya
kemampuan membatasi kekuasaan negara agar tidak menjadi kekuatan yang
intervensionis. Dalam perspektif inilah, maka kebangkitan partisipasi
masyarakat merupakan indikasi adanya semangat proses demokratisasi di
Indonesia.
Dalam merespon kondisi transisi
demokrasi, pemerintah melakukan perubahan orientasi dalam menata menejemen
pemerintahan. Beberapa perubahan tersebut antara lain, pertama, perubahan
orientasi menejemen pemerintahan dari orientasistate driven menjadi
menejemen yang berorientasi ke pasar. Selama ini manajemen pemerintahan tidak
lebih hanya menuruti kepentingan elit penguasa sedangkan kepentingan masyarakat
diabaikan. Kedua, perubahan dari orientasi otoritarian menjadi
orientasi demokrasi. Ketiga, perubahan dari orientasi
sentralisme menjadi orientasi desentralisasi. Dari ketiga perubahan orientasi
tersebut pada dasarnya ada kecenderungan untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Pemerintah hanya
berfungsi sebagai fasilitator masyarakat. Sehingga ada tiga komponen pokok
dalam pelaksanaan pembangunan yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat yang
diantara ketiganya harus berjalan secara sinergis.
Perubahan diatas, baru
sebatas dalam peraturan perundangan itupun masih banyak kekuarangan, belum
menyentuh pada budaya masyarakat. Realitas sosial yang terjadi pada era
pemerintahan saat ini menunjukan terjadinya krisis ekonomi yang belum teratasi,
meningkatnya kekerasan, simpang-siurnya penegakkan hukum, konflik elit politik
yang semakin tak terkendali, dll. Dalam situasi demikian HMI beserta kekuatan
kemahasiswaan dan kepemudaan mempunyai tanggungjawab besar untuk mengawal dan
mewujudkan agenda reformasi yang sampai hari ini belum terwujud
Badan Koordinasi
Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Tengah-DIY
2004-2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar