Pedoman Perkaderan
Pedoman Perkaderan HMI
Landasan Perkaderan
·
Landasan Teologis.
Dalam menjalankan fungsi kekhalifahan, maka
internalisasi sifat Tuhan dalam diri manusia harus menjadi sumber inspirasi.
Dalam konteks ini Tauhid menjadi aspek progresif dalam mensikapi
persoalan-persoalan mendasar manusia. Karena Tuhan adalah pemelihara kaum yang
lemah (Rabbul mustadh'afin); maka meneladani Tuhan juga berarti berpihak
pada kaum mustadh'afin. Ini akan mengarahkan pada pemahaman bahwa ketauhidan
adalah nilai-nilai yang bersifat transformatif, nilai-nilai yang membebaskan,
nilai-nilai yang bersifat revolusioner. Spirit inilah yang harus menjadi
paradigma dalam sistem perkaderan HMI.
·
Landasan Ideologis.
Islam sebagai landasan ideologis adalah sistem
nilai yang secara sadar dipilih untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan serta
masalah-masalah yang terjadi dalam suatu komunitas masyarakat. Islam
mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan dan idealisme yang dicita-citakan, di
mana demi tujuan dan idealisme tersebut mereka rela berjuang dan berkorban bagi
keyakinannya.
·
Landasan Konstitusi.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita historis
perjuangan HMI kemasa depan, HMI kemudian memepertegas posisinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi melaksanakan tanggung
jawab bersama seluruh rakyat Indonesia mewujudkan cita-cita nasional. Ini
dituangkan ke dalam AD/ART HMI.
·
Landasan Historis.
Secara sosiologis dan historis, kelahiran HMI
pada 5 Pebruari 1947 tidak terlepas dari permasalahan bangsa yang di dalamnya
tercakup ummat Islam sebagai satu kesatuan dinamis dari bagsa Indonesia yang
sedang mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamirkannya. Kenyataan ini
merupakan motivasi kelahiran HMI yang sekaligus dituangkan dalam rumusan tujuan
berdirinya, yaitu: Pertama, mempertahankan Negara RI dan mempertinggi derajat
rakyat Indonesia. Kedua, menegakkan dan mengembangkan syiar agama Islam.
·
Landasan Sosio-Kultural.
Kultur bangsa Indonesia setelah Agama Islam
masuk menjadikan bangsa ini menjadi bercorak Islam. Masuknya Islam berhasil
menyatukan kultur Islam dengan kultur Nusantara. Namun pada perkembangannya
arus globalisasi memberikan tantangan yang kuat terhadap kultur Islam yang
telah membaur dalam kultur bangsa Indonesia, sehingga kecenderungan lunturnya nilai-nilai
Islam yang menjadi kultur bangsa ini semakin kuat.
Pola Dasar Perkaderan
Kader yaitu sekelompok orang yang terorganisir secara
terus-menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar. Perkaderan
yaitu usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan sistematis selaras
dengan pedoman perkaderan HMI, sehingga memungkinkan seorang anggota HMI
mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang kader
Muslim-Intelektual-Profesional, yang memiliki kualitas insan cita. Arah perkaderan
adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk atau penuntun yang menggambarkan
arah yang harus dituju dalam keseluruhan proses pengembangan dan pelaksanaan
bentuk-bentuk pembinaan anggota atau perkaderan HMI.
Pembentukan Kader
Latihan Kader terdiri dari Latihan Kader I (Basic Training), Latihan Kader II (Intermediate Training), Latihan Kader III (Advance Training). Pengembangan terdiri dari :
·
Up Grading
·
Pelatihan
·
Aktifitas(aktitifitasorganisasional, aktifitas kelompok, aktifitas
perorangan)
Pengabdian
Wujud Profil Kader
Perkaderan di HMI diarahkan dalam rangka membentuk kader HMI:
Muslim-Intelektual-Profesional yang dalam aktualisasi perannya berusaha
mentransformasikan nilai-nilai ke-Islaman yang memiliki kekuatan pembebasan
(liberation force) dan memiliki keberpihakan terhadap kaum tertindas
(mustadh'afin). Aspek yang ditekankan dalam usaha pelaksanaan perkaderan
ditujukan pada :
Ø Pembentukan integritas
watak dan kepribadian
Ø Pengembangan kualitas
intelektual
Ø Pengembangan kemampuan professional
Badan
Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Tengah-DIY 2004-2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar